Aku
sebenarnya merasa belum siap, namun ku ayunkan juga langkah ini. Dari sini aku
justru mendapatkan banyak sekali pelajaran, tentang ketulusan dan keikhlasan
hati, tentang kejujuran dan keterbukaan.
Sulit,
benar-benar sulit. Saat jarak menjadi sekat pemisah yang terlampau jauh.
Ada
rasa ingin memiliki, namun takdir selalu akan menemukan jalannya.
Jika
Dia berkenan, akan disatukan juga perbedaan itu.
Cerita
yang sungguh ingin ku tuturkan pada alam, mungkin tak kan pernah terjadi.
Aku
baik-baik saja. Karena masa kan hapuskan getar di hati ini. Ku tahu, ini masih
semu.
Biarkan
angin gugurkan puspa, hingga kutemukan jalan menujumu… Atau ku pilih jalanku yang lain.
Aku
hanya butuh untuk membiasakan diri. Karena kini, aku mulai jatuh hati padamu.
Ah,
maaf. Ini hanya perasaan fitrawi. Akan kutepis sebaik hati jika memang tak
semestinya bersemayam di rongga kecil di dadaku ini. Juga di ingatanku. Meski
ku sadari itu akan sedikit sulit…
Terima
kasih telah banyak mengerti. Terima kasih telah mengajarku untuk berubah,
berbenah dan memantaskan diri, meski kau tak menyadari tentang itu.
Banyak
hal yang membuat kita belajar untuk mengerti. Dan Allah selalu punya cara untuk
menjadikan kita lebih dewasa dalam bersikap, berfikir, dan merasakan.
Kecewa itu manusiawi, hanya saja
menjadi tidak terhormat jika kekecewaan itu menjadikan kita cengeng dan
pengecut menghadapi kenyataan.
Percayalah,
ALLAH selalu punya cara membuat kita lebih dewasa.
Duhai
ALLAH Pemilik Hati, kuserahkan segala urusanku pada-Mu, yaa Rahman.
Cukuplah
Engkau Pemuas hati ini, agar tak ada celah di jiwaku untuk menangisi
ketetapan-Mu…
Dan... Ada peristiwa di hati yang tak mesti
dikisahkan pada manusia, namun lebih dari cukup tertuturkan pada-Nya di sujud
malam yang panjang…
Re...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar