Seperti debu yang terhempas,
habis, hanya berkas-berkas yang
ditinggalkannya...
terurai jingga di pelataran
senja
saat surya telah begitu hafal
jalurnya
tak pernah berkhianat untk
mencari jalan lain
Begitukah hatimu?
Lalu kutemui rindu yang berbalut sendu wajah sang embun
enggan beranjak lenyapkan
sejuk.
Ah, aku benar-benar rindu
padamu..
Sejak kali pertama kudengar
lirih suaramu bisikkan cinta.
Tolong jangan tafsirkan ini bagai picisan murahan tentang kekasih tak
halal
Bukan! Sungguh bukan itu!
ini tentang hati yang berharap
Surga dan perjumpaan dengan Rabb-nya.
Tapi aku gersang saat kusadari
kita berbeda.
Seperti jarak itu terlampau
angkuh menjauh,
terasa samar dan menyedihkan.
Tapi aku mencintaimu, bagaimana
pun kita.
Karena itulah tak pernah alpa
kusebut namamu dalam hening doa
Semoga saja Dia sudi
mengijabahnya.
agar dapat kurasakan lembut
hatiku oleh kita yang satu.
Aku merindukanmu saat kulihat
mereka
karena rindu itulah kurasakan
hadirmu begitu dekat.
Lagi-lagi hujan mendinginkan
peluhku
oleh sayup-sayup nafas yang tak
akan keluhkan lelah mengejarmu.
Aku mencintaimu, karena-Nya
yang telah anugerahkanku cinta.
...Ayah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar