Oleh: Dra. Rahma Qomariyah, M.Pd.I
(Kandidat Doktor Pendidikan Islam dan DPP Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia)
Mulai tahun ajaran baru 2013/2014 kurikulum 2013 akan dilaksanakan
secara bertahap, menggantikan kurikulum sebelumnya. Perubahan Kurikulum
ini sudah merupakan ritual sistem Pendidikan Indonesia. Belum sampai
tuntas implementasi kurikulum yang satu, sudah harus diganti dengan
kurikulum yang baru. Sebenarnya ini adalah bukti sistem pendidikan
produk sistem pemerintahan demokrasi kapitalisme penuh dengan kelemahan.
Wakil Presiden Boediono mengakui bahwa kita memang belum punya konsepsi
yang jelas mengenai substansi pendidikan yang dapat dijadikan kompas
bagi begitu banyak kegiatan dan inisiatif pendidikan di Tanah Air
(Kompas, 29 Agustus 2012). Perubahan kurikulum Indonesia sudah mencapai
sekitar sembilan kali, yaitu tahun 1947, 1964, 1968, 1973, 1984, 1994,
1997, 1994, 2004, dan tahun 2006 (Kemendikbud, 2012).
Menurut Mendikbud Muhamad Nuh, Penerapan kurikulum 2013 penting dan genting terkait bonus demografi pada 2010-2035.
Generasi muda Indonesia perlu disiapkan dalam kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan (Kompas. Com). Mendikbud juga mengatakan
pada kurikulum 2013mata pelajaran IPA dan IPS di sekolah dasar (SD)
diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran. Pengintegrasian ini
dilakukan karena penting, serta menyesuaikan zaman yang terus mengalami
perkembangan pesat (www. Kemdikbud.go.id/uji public kurikulum 2013).
Praktisi Pendidikan menyambut Pro dan kontra terhadap pemberlakukan
kurikulum 2013 mulai tahun ajar 2013/2014. Pihak yang mendukung
kurikulum baru menyatakan: Kurikulum 2013 memadatkan pelajaran sehingga
tidak membebani siswa, Pihak yang kontra menyatakan Penerapan Kurikulum
2013 pada Juli atau kapan pun dalam format yang ada tampaknya tidak
menimbulkan efek kualitatif yang signifikan bagi kemajuan bangsa .Yang
lain menambahkan : “Sikap pemerintah itu terasa berlebihan karena
sejatinya pengaruh perubahan Kurikulum 2013 tidaklah sedahsyat yang
dibayangkan. Asumsi-asumsi teoritisnya memang muluk, tetapi yang riil
berubah dan mudah dilaksanakan hanya pengurangan jumlah mata pelajaran
dan penambahan durasi pembelajaran di sekolah (Kompas. Com).
Latar Belakang
Berkaitan dengan pentingnya penerapan kurikulum 2013, berbagai latar
belakang yang dikemukakan oleh pemerintah. Antara lain akhlak generasi
muda yang semakin brutal: tidak jujur, tidak disiplin, kecenderungan
menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus pemaksaan kehendak
sering muncul di Indonesia. Disamping isu moral, juga dikemukakan isu
ekonomi, yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan ketahanan
pangan. Sebenarnya ada yang lebih penting dari semua itu. Hal ini
sebagaimana diungkapkan mendikbud yaitu: bonus demografi- jumlah
penduduk yang meledak harus bisa terserap pasar. Artinya pendidikan
hanya menciptakan buruh-buruh pabrik – pasar tenaga kerja sistem
kapitalisme.
Disamping itu memang mutu pendidikan Indonesia masih rendah. Hasil studi PISA (Program for International Student Assessment), yaitu studi yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA, menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)
menunjukkan siswa Indonesia berada pada ranking amat rendah dalam
kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan
pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah
dan (4) melakukan investigasi.
Sebenarnya dengan mengkaji secara mendalam kurikulum 2013, bisa
disimpulkan bahwa kurikulum ini tidak akan bisa menyelesaikan masalah.
Karena terdapat beberapa hal yang prinsip, justru bermasalah, antara
lain: Landasan Kurikulum, Tujuan Pendidikan Dasar (SD/SMP) dan Menengah,
serta Struktur Kurikulum Pendidikan Dasar (SD/SMP).
Landasan
Landasan yuridis kurikulum 2013 adalah Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005. Dalam pandangan
Islam semua landasan harus bersumber dari akidah Islam, termasuk
landasan kurikulum dan tidak boleh bertentangan dengan akidah Islam.
Karenanya kurikulum Khilafah berlandaskan pada akidah Islam.
Akidah Islam adalah merupakan asas, sebagai standart seorang muslim
dalam bertingkah laku pada seluruh aspek kehidupan. Berdasarkan hal ini
maka ilmu pengetahuan yang diberikan kepada anak didik dan yang
diperoleh anak didik wajib berlandaskan akidah Islam[1].
Akidah Islam sebagai asas seorang muslim dalam hal keyakinan dan
perbuatan untuk menilai apakah sesuatu dapat diambil atau harus
ditinggalkan.
Mempelajari akidah dan pengetahuan yang lain yang bertentangan dengan akidah dan pengetahuan Islam diperbolehkan dengan syarat:
* Setelah menyakini akidah Islam dengan keimanan yang kuat dan
memahami pengetahuan Islam tentang hal tersebut secara benar.
* Tujuan mempelajari untuk membantahnya dan mengambil sikap syar’i terhadapnya[2]
Dan mereka mempunyai kepribadian Islam yang
kuat. sebagai seorang muslim yang taat dan yakin hanya Islam yang
diterima di sisi Allah Swt:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” (TQS. Ali Imran [3]: 7)[1]
“Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di
akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (TQS. Ali Imran [3]: 85).
Tujuan Kurikulum
Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah kurikulum 2013,
sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2010 bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; berilmu, cakap,
kritis, kreatif, dan inovatif; sehat, mandiri, dan percaya diri; dan
toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab. (Kurikulum 2013, Kompetensi Dasar SD-SMP-SMA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Hal ini berbeda dengan tujuan pendidikan sekolah (Madrasah
Ibtidaiyah, Mutawasithah dan Tsanawiyah atau SD-SMP-SMU) dalam Negara
Khilafah adalah:
Pertama, Membentuk Generasi Berkepribadian Islam. Yaitu
membentuk pola tingkah laku anak didik yang berdasarkan pada akidah
Islam, senantiasa tingkah lakunya mengikuti Al Qur’an. Dan seorang
muslim yang berkepribadian Islam tentu akan merasa senantiasa diawasi
Allah, sehingga mengharuskan dirinya senantiasa bertingkah laku yang
Islami (Syekh Taqiyuddin an Nabhani, Syakhshiyah Islamiyah juz I).
Berkepribadian Islam/bertingkah laku islami merupakan konsekwensi
seorang muslim , yakni bahwa seorang muslim dia harus memegang erat
identitasnya, jati dirinya sebagai seorang muslim yaitu senantiasa
bertingkah laku yang islami dimanapun ,kapanpun dan dalam aspek apapun
dia beraktifitas. Identitas itu menjadi kepribadian yang tampak pada
pola berpikir dan pola bersikapnya yang didasarkan pada ajaran Islam.
Selanjutnya setelah anak didik mempunyai kepribadian Islam, maka harus
dipertahankan, tetap istiqomah dan berpegang teguh pada Al Qur’an dan
al Hadits.
Penguasaan terhadap Tsaqofah Islam merupakan keniscayaan, karena
sebagai pembentuk kepribadian Islam. Selanjutnya pada tingkat perguruan
tinggi kompetensi peserta didik dikembangkan sampai derajat Negarawan ,Ulama dan Mujtahid
Kedua, Menguasai Ilmu Kehidupan (Keterampilan dan Pengetahuan).
Menguasai Ilmu pengetahuan dan tehnologi untuk mengarungi kehidupan
diperlukan, agar dapat berinteraksi dengan lingkungan, menggunakan
peralatan, mengembangkan pengetahuan sehingga bisa inovasi dan berbagai
bidang terapan yang lain. Ketiga, Mempersiapkan anak didik memasuki jenjang sekolah berikutnya. Pada perguruan tinggi ilmu yang didapat tersebut bisa dikembangkan sampai derajat Pakar dan Inovator.
Tentu tujuan kurikulum Khilafah ini berbeda dengan dengan tujuan yang
telah ditetapkan dalam kurikulum 2013 tersebut diatas. Bahkan kalau
dilihat dari sudut pandang Islam, bisa bertentangan. Misalnya Islam
menetapkan yang berhak membuat hukum/legislasi adalah Allah. Hal ini
tentu akan dinilai tidak demokratis atau tidak sesuai dengan tujuan
kurikulum 2013.
Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum 2013 untuk SD/MI. Kelompok A (Wajib) : Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan; Bahasa
Indonesia; Matematika; Ilmu Pengetahuan Alam; Ilmu Pengetahuan Sosial. Kelompok B (Wajib) : Seni Budaya dan Prakarya; Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Kurikulum 2013, Kompetensi Dasar SD, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).
Struktur Kurikulum 2013 untuk SMP/MTs. Kelompok A (Wajib): Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan;
Bahasa Indonesia; Matematika; Ilmu Pengetahuan Alam; Ilmu Pengetahuan
Sosial; Bahasa Inggris. Kelompok B(Wajib): Seni Budaya; Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan; Prakarya (Kurikulum 2013, Kompetensi Dasar SMP, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Struktur Kurikulum 2013 untuk SMA/MA. Kelompok A (Wajib): Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan; Bahasa
Indonesia; Matematika; Ilmu Pengetahuan Alam; Ilmu Pengetahuan Sosial;
Bahasa Inggris; Sejarah Indonesia. Kelompok B(Wajib): Seni Budaya;
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan; Prakarya dan Kewirausahaan.
Kelompok C (Peminatan) Matematika dan Sains: Matematika, Biologi,
Fisika,Kimia. Peminatan Sosial Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi.
Sedangkan Peminatan Bahasa: Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan
Sastra Inggris Bahasa dan Sastra Asing lainnya; Antropologi (Kurikulum 2013, Kompetensi Dasar SD-SMP-SMA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).
Bandingkan dengan Struktur Kurikulum Khilafah (Abu Yasin, Strategi Pendidikan Daulah Khilafah)
adalah sebagai berikut: Struktur Kurikulum Khilafah untuk Jenjang
Pertama (setingkat SD). Materi Pokok: Tsaqofah Islam (Akidah Islam, al
Qur’an, Tafsir, Hadis, Fikih, Sirah Nabi, Fiqhus Shirah, Sejarah Islam
dan Pemikiran-pemikiran dakwah), Bahasa Arab, Matematika dan Ilmu
Pengetahuan, Keterampilan dan Kerajinan (Keterampilan Komputer,
Keterampilan intelektual-yang mampu mengembangkan kemampuan mengaitkan
fakta dan informasi dalam berfikir, Olah raga, Menggambar dan
Perpustakaan).
Struktur Kurikulum Khilafah untuk Jenjang Kedua (setingkat SMP).
Materi Pokok: Tsaqofah Islam (Akidah Islam, al Qur’an, Tafsir, Hadis,
Fikih, Sirah Nabi, Fiqhus Shirah, Sejarah Islam dan Pemikiran-pemikiran
dakwah), Bahasa Arab, Matematika dan Ilmu Pengetahuan (Konsep- konsep
Kimia, Biologi, Fisika dan Geografi), Ilmu Komputer. Keterampilan dan Kerajinan (Olah raga, Menggambar dan Perpustakaan, Keterampilan yang berkaitan dengan pertanian dan industri).
Struktur Kurikulum Khilafah untuk Jenjang Ketiga (setingkat SMA).
Untuk SMA akan mendapatkan materi wajib dan materi khusus sesuai dengan
jurusannya. Materi wajib untuk seluruh siswa adalah materi pokok dan
mata pelajaran keterampilan dan kerajinan: Materi Pokok: Tsaqofah Islam
(Akidah Islam, Al Qur’an, Tafsir, Hadis, Fikih, Sirah Nabi, Fiqhus
Shirah, Sejarah Islam dan Pemikiran-pemikiran dakwah), Bahasa Arab,
Matematika dan Ilmu Pengetahuan (Kimia, Biologi, Fisika dan Geografi),
Komputer. Keterampilan dan Kerajinan: Perpustakaan, Keterampilan
militer, Keterampilan yang ditetapkan para pakar dalam bidang tersebut
sesuai dengan kondisi geografis di daerah masing-masing. Misalnya
keterampilan bidang pertanian, industri dll.
Materi untuk jurusan, akan disesuaikan dengan jurusannya.
Jurusan-jurusan tersebut adalah Jurusan Tsaqofah; Jurusan Ilmu
Pengetahuan dan Sains; Jurusan Teknologi Industri; Jurusan Perdagangan;
Jurusan Kerumahtanggaan (khusus wanita).
Out Put Pendidikan Kurikulum 2013
Untuk mencapai tujuan pendidikan tentu harus ada kurikulum yang mampu
mengantarkan kepada tujuan. Hal ini tidak terdapat pada kurikulum
2013, justeru materi yang ada adalah materi-materi yang tidak bisa
mengantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan membentuk Kepribadian
Islam. Karena ilmu-ilmu Islam sebagai pembentuk kepribadian tidak
termasuk dalam materi ajar. Materi Pembentuk kepribadian Islam yang
harus diajarkan kepada peserta didik antara lain: Akidah Islam, B. Arab,
Al Qur’an, Tafsir, Hadis, Fikih, Sirah Nabi, Fiqhus Shirah, Sejarah
Islam dan Pemikiran-pemikiran dakwah (Abu Yasin, Strategi Pendidikan Daulah Khilafah hal 44).
Kurikulum 2013 akan melahirkan manusia-manusia yang sekuleris,
kapitalis dan liberalis, bukan seorang yang berkepribadian Islam
(bersyakshiyah Islamiyah). Hal ini bisa ditela’ah dalam kurikulum 2013.
Misalnya ada kompetensi inti yang harus dicapai siswa SD dan SMP, yaitu
menerima dan menjalankan agama yang dianutnya, begitu juga tingkat SMA,
kompetensi inti yaitu menerima, menjalankan dan menghargai agama yang
dianutnya. Akan tetapi hal ini bertentangan dengan materi yang
diajarkan. Kurikulum 2013 tidak mengajarkan tsaqofah Islam secara utuh
(Akidah Islam, B. Arab, Al Qur’an, Tafsir, Hadis, Fikih, Sirah Nabi,
Fiqhus Shirah, Sejarah Islam dan Pemikiran-pemikiran dakwah). Memang
benar ada mata pelajaran agama Islam yang diajarkan, akan tetapi hanya
pada aspek ibadah makdhah (Syahadat, Thaharoh, Shalat, Puasa, Haji,
Menuntut ilmu, Akhlak dan makanan halal). Adapun aspek yang lain
politik, ekonomi, sosial,pemerintahan dan lainnya dibahas dalam mata
pelajaran yang bersumber dari ideologi kapitalis-liberal. Disamping itu
kompetensi inti tersebut bertentangan dengan kompetensi dasar. Misalnya
kompetensi dasar IPS menjalankan ajaran agama dalam berfikir,
berperilaku sebagai penduduk Indonesia yang mempertimbangkan budaya,
ekonomi dan politik dalam masyarakat.
Kurikulum 2013 tidak bisa menghasilkan pakar/penemu karena dua hal: Pertama, pelajaran IPA pada pendidikan dasar dan menengah diajarkan sebagai integrative science studies.
Seharusnya diajarkan sebagai disiplin ilmu. Sehingga nantinya bisa
dikembangkan pada perguruan tinggi sampai derajat pakar/penemu. Kedua,
kurikulum 2013 pelajaran IPA berorientasi aplikatif, pengembangan
kemampuan berfikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, pengembangan
sikap peduli dan bertanggung jawab pada lingkungan alam. Seharusnya
diajarkan konsep dasar IPA yang berorientasi pada penguasaan konsep
dasar sebagai disiplin ilmu yang siap untuk dikembangkan. Karena IPA
tidak akan membentuk pola tingkah laku (kepribadian) secara langsung,
sehingga tidak tepat pelajaran IPA berorientasi pada pengembangan sikap
peduli dan bertanggung jawab pada lingkungan alam.
Disamping itu kurikulum 2013 juga tidak mampu menghasilkan
orang-orang yang mampu mengarungi kehidupan ini sebagai pengendali
perekonomian bangsa. Karena sistem perekonomian yang diterapkan tetap
kapitalis dan dikendalikan para kapitalis global, sehingga out put
kurikulum 2013 hanya siap pada tingkat pekerja. Sebagaimana diungkapkan
mendikbud pentingnya penerapan kurikulum 2013 yaitu: bonus demografi-
jumlah penduduk yang meledak harus bisa terserap pasar. Artinya salah
satu tujuan kurikulum 2013 adalah menciptakan buruh-buruh pabrik – pasar
tenaga kerja sistem kapitalisme.
Out Put Pendidikan pada Masa Khilafah
Pada saat Pendidikan Islam murni berlandaskan Akidah Islam serta kaum
Muslimin masih memiliki kekuasaan yaitu Khilafah Islamiyah, maka
kemajuan dunia pendidikan sangat pesat. Pendidikan ini mampu melahirkan
Inovator dan pakar misalnya penemu kompas, peta dunia dan jam.
Muncul pula saat itu ulama’ besar yang mencatat sejarah dengan tinta
emas, antara lain: (1). Ali asy Syaukani seorang ulama besar, mujtahid
dan pakar pendidikan yang telah menulis 348 judul buku. (2). Jabir Ibn
Haiyan, Pakar kimia yang menciptakan skala timbangan akurat,
mendefinisikan senyawa kimia, dia menulis 200 buku, 80 buku diantaranya
di bidang kimia.(3). Imam Bukhari meneliti 300.000 hadits, yang
diriwayatkan 1000 orang dan hadits yang dipilih hanya yang shaheh yaitu
7.275. (4). Imam Syafi’i (150 H-204 H) Ahli Fikih, hafal al Qur’an umur 7
tahun, karyanya sangat banyak, salah satu karyanya kitab al Um. (5). Imam Hambali ( 164 H-241 H), ahli Hadits, ahli fikih dan mujtahid, karyanya: Musnad Ahmad Hambali, beliau memeriksa 750.000 hadits dan beliau memilih yang Shaheh 40.000.
Dalam buku Atlas Budaya Islam karangan Ismail R Al Faruqi,
Lois Lamya Al Faruqi menyebutkan, pada masa Kekhilafahan Abbasiyah yaitu
Khalifah al Makmun, lahir pakar-pakar yang hebat, antara lain:
Khawarizmi/Algorizm (W.780), pakar matematika, geografi &
astronomi. Dia yang memperbaiki tabel ptolomeus dan menemukan ilmu
hitung: Al jabar dan menemukan konsep angka nol (shifr) yang menunjukkan
kosong. Dia orang pertama yang menciptakan geografi bumi. Al Khawarizmi
juga mengembangkan aritmatika yang menjadi landasan Aritmatika, disebut
”Sekumpulan perintah logis dan runtut-algoritma”–yang tanpa itu dunia komputer dan informatika tidak akan bisa berjalan.
Pada masa Khalifah Al Makmun, beliau membuat observatorium di Baghdad, menyusun ”Tabel Makmun yang telah diverifikasi”.
Tabel itu sangat berguna untuk menentukan posisi secara tepat melalui
penentuan garis lintang dan garis bujur. Posisi-posisi bintang bisa
ditentukan secara akurat yang sangat berguna bagi sebuah Kapal yang
berlayar.
Ibnu Sina/Avecenna (908-1037M), pakar kedokteran, filsafat, astronomi
& matematika. Dia mengungkapkan problem besaran yang tidak
terhingga kecil, baik dalam agama, fisika & matematika. Suatu hal
yang pada abad 17 mengantarkan Newton & Leibniz pada Infinitesimal
dan kemudian membentuk Ilmu Kalkulus. Karyanya Al Qonun fi Al Thibb,
menjadi buku rujukan utama bidang kedokteran selama 700 tahun.
Pada masa Bani Umayah, Khalifah Walid bin Abdul Malik (88H/706 M)
sudah membangun rumah sakit mental dan rumah sakit fisik; rumah sakit
untuk pria dan untuk wanita. Dokter dan mahasiswanya tinggal di rumah
sakit, dipandang sebagai dosen dan mahasiswa lainnya sebagai pembantu
para dokter yang mengadakan pelayanan masyarakat.
Pada tahun 319 H/931 M, masa Khalifah al Muqtadir di Bagdad terdapat
869 dokter yang mengikuti ujian untuk mendapatkan izin praktek yang
diadakan Pemerintah.Sejak saat itu dokter, ahli farmasi, dan rumah sakit
diawasi oleh Muhtasib, pejabat yang berwenang untuk mengurus hisbah.
Pada masa kekhilafahan Utsmaniyah yaitu Sultan Muhammad Al Fatih.
Ris Beiry, Komandan pasukan laut Khilafah Ustmani, pakar geografi,
pioner pembuat peta: membuat peta Benua Amerika secara rinci dan menulis
bahwa benua Amerika sudah ditemukan tahun 1465 M & Antartika 27
tahun sebelum Amerika ditemukan oleh Christoper Columbus (1451-1506 M).
Dengan demikian tidak ada jalan lain, agar dunia pendidikan maju dan
mampu mengantarkan kejayaan Islam dan kaum muslimin, kecuali menerapkan
kurikulum Khilafah dalam bingkai Negara Khilafah Islamiyah. Allahu
a’alam.
[1] Abu Yasin, Strategi Pendidikan Daulah Khilafah (Terjemah dari Ususu Ta’lim fi Daulah al Khilafah), Bogor, Pustaka Thariqu Izzah, tahun 2004, cetakan kesatu, hal 38
[2] Ibid, hal 39.
[3] Depag RI, Al-Quran dan Terjemah,surat Ali Imran ayat 7,Jakarta.
Reposted from: http://hizbut-tahrir.or.id/2013/08/02/studi-kritis-kurikulum-2013-perspektif-kurikulum-khilafah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar