Rabu, 25 September 2013

M.O.M



 



























My full spirit is you
Kau adalah gemerlap bintang di langit malam
Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah pendar rembulan di angkasa sana,
Bukan!, kau lebih dari itu,
Kau adalah benderang matahari di tiap waktu,
Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah Sinopsis semesta
Itu saja.

Mama. Begitu aku menyebutnya. Seorang wanita yang begitu kucinta.
Ah, Mama. Saat jauh begini aku menjadi amat sangat merindukanmu. Aku tahu, aku banyak salah padamu. Aku sering egois, mengharap engkau sempurna tanpa cela. Seolah menutup mata dari setiap baikmu. Saat kau memarahiku, segenap sayangmu seperti pupus di hadapanku. Betapa tidak adilnya aku. Padahal kasihmu abadi. Mama. Aku pernah marah padamu, bahkan sering. Meski tak ku nampakkan. Aku bahkan kehabisan kata-kata untuk menjelaskan pada angin yang gugurkan puspa, bahwa aku membutuhkanmu selalu. Doamu yang seampuh doa para Nabi, aku tak mau kehilangan itu.
Mama. Setiap tetes peluhmu, layaknya permata yang amat berharga. Ah, tidak. Bahkan lebih dari itu, hingga dengan apa pun tak kan pernah sanggup aku membalasnya. Ma, maafkan aku. Aku tak baik padamu. Aku sering menorehkan luka di hatimu. Namun kau masih punya banyak maaf. Kau masih mau tersenyum padaku, memelukku, menciumku, mendoakanku, mencintaiku.
Ma, aku tak pernah dapat menghitung seberapa banyak, besar dan luasnya sayangmu. Kau rela bersimbah peluh, air mata, pun juga darah, demi anak-anakmu yang bahkan sering bandel tak penuhi titahmu. Ma, aku harus bagaimana membalas semuanya?
Aku minta maaf, jika tak ada yang bisa kuberikan untukmu. Terima kasih untuk segalanya. Sungguh, tak ada yang bisa kuberikan untuk membalas perihmu. Aku mencintaimu, meski mungkin tak kan pernah bisa menyamai cintamu padaku.
Ma, aku mencintaimu karena Allah. Doakan aku, agar menjadi shalihah, qurrota a’yun bagimu dan Bapak.
Ma, aku ingin kau peluk. Aku merindukanmu.. Dimana engkau selalu ada di setiap saat, kala bahagia, kala derai air mata.
Dan hingga ujung waktu, bahkan hingga hari akhir kelak, diri ini berharap kasih sayang itu tetap terasa…. tetap wujud hingga berkumpulnya kita kembali di surga-Nya kelak.
Semoga suatu waktu, dapat kupersembahkan Surga untukmu dan Bapak. Aku ingin kau kembali menjadi Ibuku yang memelukku lagi di kehidupan yang abadi, yang indah.

Ananda,

Ekky

Tidak ada komentar:

Posting Komentar