My full spirit is you
Kau
adalah gemerlap bintang di langit malam
Bukan!,
kau lebih dari itu
Kau adalah pendar rembulan di angkasa
sana,
Bukan!, kau lebih dari itu,
Kau adalah benderang matahari di tiap
waktu,
Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah Sinopsis semesta
Itu saja.
Mama. Begitu aku
menyebutnya. Seorang wanita yang begitu kucinta.
Ah, Mama. Saat jauh
begini aku menjadi amat sangat merindukanmu. Aku tahu, aku banyak salah padamu.
Aku sering egois, mengharap engkau sempurna tanpa cela. Seolah menutup mata
dari setiap baikmu. Saat kau memarahiku, segenap sayangmu seperti pupus di
hadapanku. Betapa tidak adilnya aku. Padahal kasihmu abadi. Mama. Aku pernah
marah padamu, bahkan sering. Meski tak ku nampakkan. Aku bahkan kehabisan kata-kata
untuk menjelaskan pada angin yang gugurkan puspa, bahwa aku membutuhkanmu
selalu. Doamu yang seampuh doa para Nabi, aku tak mau kehilangan itu.
Mama. Setiap tetes
peluhmu, layaknya permata yang amat berharga. Ah, tidak. Bahkan lebih dari itu,
hingga dengan apa pun tak kan pernah sanggup aku membalasnya. Ma, maafkan aku.
Aku tak baik padamu. Aku sering menorehkan luka di hatimu. Namun kau masih
punya banyak maaf. Kau masih mau tersenyum padaku, memelukku, menciumku,
mendoakanku, mencintaiku.
Ma, aku tak pernah
dapat menghitung seberapa banyak, besar dan luasnya sayangmu. Kau rela
bersimbah peluh, air mata, pun juga darah, demi anak-anakmu yang bahkan sering
bandel tak penuhi titahmu. Ma, aku harus bagaimana membalas semuanya?
Aku minta maaf, jika
tak ada yang bisa kuberikan untukmu. Terima kasih untuk segalanya. Sungguh, tak
ada yang bisa kuberikan untuk membalas perihmu. Aku mencintaimu, meski mungkin
tak kan pernah bisa menyamai cintamu padaku.
Ma, aku mencintaimu
karena Allah. Doakan aku, agar menjadi shalihah, qurrota a’yun bagimu dan
Bapak.
Ma, aku ingin kau peluk. Aku merindukanmu.. Dimana engkau selalu ada di setiap saat, kala
bahagia, kala derai air mata.
Dan hingga ujung
waktu, bahkan hingga hari akhir kelak, diri ini berharap kasih sayang itu tetap
terasa…. tetap wujud hingga berkumpulnya kita kembali di surga-Nya kelak.
Semoga suatu waktu,
dapat kupersembahkan Surga untukmu dan Bapak. Aku ingin kau kembali menjadi Ibuku
yang memelukku lagi di kehidupan yang abadi, yang indah.
Ananda,
Ekky
Tidak ada komentar:
Posting Komentar